Laman

Wednesday, September 16, 2015

Wanita Penyayang Kucing



Kesehariannya sebagai wiraswasta kecil-kecilan, bekerja di rumah dan sebagai ibu rumah tangga. Rumah wanita ini di Ponorogo. Nama wanita ini Umi Solekhah, usianya sudah setengah abad.
Diantara kesibukannya sebagai wiraswasta kecil-kecilan, wanita ini menyempatkan diri untuk memelihara kucing di rumahnya.
Ada sekitar 15 ekor kucing di rumahnya. Belum yang ada di tempat lain.
Kucing-kucing itu dibuatkan kandhang (kurungan) yang terbuat dari bambu, agar kucing-kucing tidak berkeliaran ke tempat yang jauh, tetapi sesekali kucing-kucing itu juga dilepas agar tidak jenuh.
Pernah suatu hari salah satu dari kucing miliknya sejak siang hingga malam tidak pulang. Apa yang terjadi? Wanita itu menangis, layaknya ditinggal pergi jauh oleh orang yang sangat ia sayangi.

Ia terus menangis sampai malam. Hingga anak dan suaminya disuruh mencari dan menemukan kucingnya yang tidak pulang. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki anak-anaknya, kucing terus dicari. Wanita itu menangis kepada suaminya : "Pak, tulung golekana Bodong (nama Kucing), kon mulih". (Pak, tolong cari Bodong, suruh pulang). Tetapi suami wanita itu tidak mencari si Bodong kemana-mana. Sang suami malah duduk. Tetapi tak lama kemudian suami wanita itu berkata : "Buk, wis menenga, mengko nek wis jam 12 bengi Bodong mulih. (Buk, dah berhentilah menangis, nanti kalau sudah jam 12 malam Bodong pulang).

Saat tengah malam terdengar suara kucing : "Meong, meooong". Sang suami bergegas keluar rumah. Ternyata itu adalah suara si Bodong. Kemudian si Bodong dipegang oleh suami wanita itu dan diberikan pada isterinya. "Ki lho Buk, Bodong mulih". (Ni lho Buk Bodong pulang). Sontak dan seketika itu isterinya menangis, merasa senang.
Alangkah girang dan senangnya hati wanita itu. Ternyata si Bodong pulang saat tengah malam.
Alhamdulillah...

Kucing milik bu Umi yang ada di rumah ada sekitar 15 ekor. Setiap hari, pagi, siang dan malam diberi makan makanan khusus untuk kucing yaitu better. Jika better kebetulan habis kucing-kucing itu diberi makan nasi dengan lauk ikan salem goreng atau jika ikan salem tidak ia dapatkan kucing-kucing itu diberi lauk ikan bandeng goreng atau tongkol goreng. Hmmm.... enak kaaannn. Gurih.

Tidak cukup hanya kucing yang ada di rumah. Wanita ini setiap hari, setiap pagi dan sore juga memberi makan kucing-kucing liar yang ada di 2 tempat. Pertama di dekat stadion Batoro Katong, Ponorogo. Kedua di Jalan Sekar Putih Timur Kelurahan Tonatan, Ponorogo. Di tempat pertama kucing-kucing yang diberi makan ada sekitar 15 ekor dan di tempat kedua juga sekitar 15 ekor.
Jika kebetulan ada kucing yang kecil (baru lahir) di tempat itu (kucing kecil yang dibuang orang) pasti dibawa pulang. Kucing-kucing kecil itu diberi makan dan diberi minum susu segar (karena di dekat rumah wanita itu ada penjual susu segar).


Berapa biaya setiap hari untuk memberi makan kucing-kucing itu?
Wanita itu tidak pernah memikirkan, berapapun biaya untuk memberi makan kucing-kucing itu. Wanita itu sangat ikhlas memberi makan kucing-kucingnya. Wanita itu penuh kasih sayang memelihara kucing-kucing miliknya.
Kucing yang dimiliki wanita itu bukan kucing mahal. Bukan kucing Anggora atau Persia. Tetapi hanya kucing-kucing lokal. Wanita itu tidak berharap banyak dalam memelihara kucing-kucing itu. Dia hanya berharap semoga Alloh SWT memberikan berkah dan barokah pada kehidupan dirinya dan keluarganya. Amin.

No comments:

Post a Comment