
Pelaku ghibah dan fitnah selalu mengingkari dirinya, mengingkari hatinya, mengingkari
kebaikan-kebaikan yang telah diterima dari orang lain. Semua itu dianggap
sebagai hal yang biasa. Apa lagi dalam melakukan ghibah dan fitnah disertai
niat untuk menyingkirkan (menghancurkan) seseorang, pasti kemana-mana selalu mencari
celah untuk mengghibah, menghasut dan mengadu domba. Sehingga orang-orang yang
tidak mengerti apa-apapun berubah menjadi ikut mengghibah, membenci bahkan
memusuhi seseorang yang menjadi sasaran ghibah dan fitnahnya.
Firman Allah SWT :
“Dan
janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina yang banyak
mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (QS. Al
Qalam: 10-11)
“Dan
orang-orang yang menyakiti orang-orang mu'min dan mu'minat tanpa kesalahan
yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan
dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58).
Sabda Rasullullah :
"Maukah aku beritakan kepada kalian tentang orang-orang yang jahat di antara kalian?” Para sahabat menjawab: “Tentu”. Beliau bersabda: “(Yaitu) orang-orang yang ke sana dan ke mari menghamburkan fitnah, orang-orang yang merusak hubungan antar orang yang berkasih sayang, dan orang-orang yang mencari aib pada diri orang-orang yang baik".
“Tukang adu domba tidak akan masuk surga.”
(HR Bukhari-Muslim)
“Tidak
akan masuk surga bagi Al Qattat (tukang adu domba).” (HR. Al Bukhari)
|
Pelaku ghibah dan fitnah tidak pernah menganggap bahkan melupakan kebaikan-kebaikan yang pernah diterima dari orang lain atau bahkan orang yang dighibah dan difitnah. Ironisnya orang yang jadi sasaran ghibah dan fitnah tidak pernah melakukan kejahatan (dan atau tidak pernah merugikan apapun) kepadanya.
Pelaku
ghibah dan fitnah tidak
pernah merasa (tidak pernah menyadari) telah melakukan kesalahan besar,
kejahatan besar, telah melakukan keburukan yang paling buruk dengan dosa yang
sangat besar. Setiap kali mengghibah dosanya bertambah 30 kali dosa zina. Dosa
orang yang dighibah berkurang 30 kali dosa zina. Satu kali mengghibah dosanya
30 kali dosa berzina (baca Terjemahan Kitab Bidayatul Hidayah, karya
Imam Al Ghazali, halaman 19-20).
Dosa
ghibah dan fitnah adalah dosa sesama umat manusia sehingga untuk
menghalalkannya harus meminta ma’af secara langsung kepada orang yang dighibah.
Jika tidak meminta ma’af, dosa yang sangat besar itu dibawa hingga ke akhirat. Allah
tidak akan mengampuni dosa ghibah dan fitnah jika pelakunya tidak meminta ma’af
kepada orang yang dighibah dan difitnah. Pasti !!!
Tetapi
bagaimana akan meminta ma’af sedangkan hati dan pikiran pengghibah dipenuhi dan
dikuasai kesombongan. Malulah jika harus minta ma’af. Gengsilah kalau harus
minta ma’af. Jika minta ma’af pasti ketahuan telah melakukan ghibah, telah
melakukan pelecehan (menghina) di hadapan orang. Karena takut akan “merasa
malu” akhirnya pelaku ghibah dan fitnah memilih bertahan untuk tidak meminta
ma’af. Lebih memilih berlumuran dosa yang sangat besar dengan siksa api neraka
sebagai konsekuensinya.
Baca juga : Jaminan (Pilihan) Pelaku Ghibah dan Fitnah
Baca juga : PAHALA BAGI ORANG YANG DIGHIBAH
Baca juga : Kitab Bidayatul Hidayah (Terjemahan) Karya Imam Ghazali r.a (Dosa SATU kali melakukan GHIBAH = Dosa melakukan ZINA 30 kali. Baca hal 19 - 20)
Baca juga : Episode Perjalanan Manusia
Baca juga : Fatwa MUI No. 24/ 2017, GHIBAH di Medsos Hukumnya HARAM
Baca juga : Undang- Undang Pencemaran Nama Baik
Baca juga : Menabur Benih Pasti Menuai
Baca juga : PAHALA BAGI ORANG YANG DIGHIBAH
Baca juga : Kitab Bidayatul Hidayah (Terjemahan) Karya Imam Ghazali r.a (Dosa SATU kali melakukan GHIBAH = Dosa melakukan ZINA 30 kali. Baca hal 19 - 20)
Baca juga : Episode Perjalanan Manusia
Baca juga : Fatwa MUI No. 24/ 2017, GHIBAH di Medsos Hukumnya HARAM
Baca juga : Undang- Undang Pencemaran Nama Baik
Baca juga : Menabur Benih Pasti Menuai
Al Muflis (Orang yang BANGKRUT) yaitu orang yang amal baiknya banyak, pahalanya banyak, bahkan sebesar gunung tetapi MASUK NERAKA. Simak video di bawah ini.
Pelaku
ghibah dan fitnah selalu bangga dengan dirinya. Merasa dirinya paling baik,
paling berjasa, paling suci, paling benar, paling terhormat, merasa berpangkat,
merasa punya jabatan, paling sakti, paling kuat, paling pintar. Orang lain yang
menjadi sasaran ghibah dan fitnah dianggap tidak ada apa-apanya dan (ketika
tidak bersamanya) orang yang menjadi sasaran ghibah selalu diremehkan, selalu
dihina dan selalu dilecehkan dihadapan orang lain.
Setelah
melakukan ghibah dan fitnah pasti tidak minta ma’af kepada orang-orang yang
telah dighibah dan difitnah, tetapi malah menjadikan dirinya semakin congkak
dan sombong, sok tahu bahkan menghasut dan mengadu domba dengan orang-orang lain.
Orang lain yang terbawa arus ghibah dan mengiyakan, menanggung dosa yang sama
besar dengan orang yang mengajak (bicara) ghibah dan fitnah.
Karena
saat masih hidup di dunia, pelaku ghibah dan fitnah tidak meminta ma’af kepada
orang yang dighibah dan difitnah maka di akhirat dituntut untuk
mempertanggungjawabkannya. Dosa-dosa saat hidup di dunia yang tidak pernah
dihalalkan tetap dibawa hingga kehidupan di akhirat. Siksa api nerakalah
balasannya. Itulah dosa-dosa abadi dan akan tetap menjadi penghalang memasuki
pintu surga.
Di
akhirat, pelaku ghibah dan fitnah pasti menyesali perbuatannya dan sangat ingin
meminta ma’af kepada orang-orang yang telah dighibah dan difitnah tetapi
terlanjur sudah meninggal. Kehidupan sudah berganti yaitu di akhirat. Pelaku
ghibah dan fitnah baru menyadari (ketika sudah meninggal/ di akhirat) bahwa
melakukan ghibah dan fitnah itu sangat besar dosanya dan harus dima’afkan.
Tetapi sudah tidak bisa.
Semua
yang sudah meninggal tidak bisa hidup lagi. Pelaku ghibah dan fitnah selalu berteriak
minta tolong, mencari orang-orang yang telah dighibah dan difitnah untuk
dimintai ma’af. Tapi kemana mencarinya? Sudah tidak bisa. Semua telah
terlambat.Tidak ada waktu lagi untuk menghalalkan (minta ma’af) dosa-dosa yang
dilakukan ketika di dunia.
Dosa-dosa
melakukan ghibah dan fitnah harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Semuanya butuh untuk dima’afkan (dihalalkan) agar
dosa-dosa ghibah dan fitnah tidak menghalangi masuk surga.
sadarlah sebelum waktunya terlambat
ReplyDelete