
Seseorang yang menjadi sasaran ghibah selalu mengalami hinaan, cacian, selalu diremehkan bahkan diadu domba dengan tujuan disingkirkan atau dibunuh karakternya.
Ketahuilah bahwa orang yang dighibah selalu menerima pahala dari para pengghibahnya. Semakin dighibah, pahalanya semakin bertambah.
Semakin dighibah semakin bertambah banyak pahalanya tanpa melakukan kebaikan apapun. Oleh karena itu, selalu bersyukurlah jika ada yang mengghibahmu, karena pahala orang yang mengghibah berpindah kepadamu (kepada orang yang dighibah).
Jika yang mengghibah tidak punya pahala maka dosa-dosa orang yang dighibah diambil oleh (berpindah kepada) orang yang mengghibahnya. Sehingga orang yang hidupnya selalu dighibah dan selalu bersyukur atas ghibah yang menimpanya maka ia semakin dimuliakan Allah SWT.
Ketahuilah bahwa orang yang dighibah selalu menerima pahala dari para pengghibahnya. Semakin dighibah, pahalanya semakin bertambah.
Semakin dighibah semakin bertambah banyak pahalanya tanpa melakukan kebaikan apapun. Oleh karena itu, selalu bersyukurlah jika ada yang mengghibahmu, karena pahala orang yang mengghibah berpindah kepadamu (kepada orang yang dighibah).
Jika yang mengghibah tidak punya pahala maka dosa-dosa orang yang dighibah diambil oleh (berpindah kepada) orang yang mengghibahnya. Sehingga orang yang hidupnya selalu dighibah dan selalu bersyukur atas ghibah yang menimpanya maka ia semakin dimuliakan Allah SWT.
Bahkan di depan Allah kemuliaan orang yang selalu dighibah jauh berada di atas orang-orang yang hidupnya selalu mengghibah. Meskipun, ketika di dunia orang yang selalu mengghibah itu lebih tinggi jabatannya, nampak lebih berkecukupan materinya, terhormat kedudukannya, itu semua yang nampak di depan mata orang. Namun di depan Allah tidak demikian, semua sangatlah jauh berbeda.
Allah tidak pernah lupa
dengan kedzaliman yang dilakukan oleh setiap manusia.
Firman Allah : "Janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah
lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim". (QS. Ibrahim: 42)
Kedzaliman tidak akan pernah dilupakan Allah, meskipun manusia begitu mudah melupakannya.
Kedzaliman tidak akan pernah dilupakan Allah, meskipun manusia begitu mudah melupakannya.
Di hari kiamat, akan
dilakukan hisab, dimana pahala orang yang mendzalimi akan diserahkan
kepada orang yang didzalimi, hingga kedzaliman itu habis.
Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabat : “Tahukah
kalian siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?”
Para
sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai
uang maupun harta benda.”
Kemudian
Nabi Muhammad
SAW menjelaskan,
“Muflis
(orang yang bangkrut) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat
membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah
mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan
memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari
kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa
mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam
neraka” (HR. Muslim 6744 & Ahmad 8029).
Simak hingga selesai video di bawah ini, ceramah dari Syekh Ali Jaber : Pahala Hilang karena membicarakan kejelekan orang lain. Pahala menuaikan haji seseorang menjadi hilang (berpindah/ dihadiahkan) kepada orang lain yang ia ghibah.
BAHAYA LIDAH.
Salah satu kisah yang diceramahkan Syekh Ali Jaber adalah : Ada seorang laki-laki akan menunaikan ibadah haji. Karena isterinya sedang hamil maka laki-laki tersebut menunaikan haji dengan adik perempuannya. Sedang isterinya di rumah.
Pada saat menunaikan haji, setelah melempar jumroh laki-laki tersebut berkata kepada adiknya : "Mari segera kita selesaikan melempar jumroh ini agar kita segera bisa pulang, karena aku sudah sangat rindu kepada isteriku". Kata adik perempuannya : "Apa yang kamu rindukan sama dia, pendek dan tidak cantik". Mendengar kata-kata adiknya, laki-laki tersebut hanya diam.
Kemudian ketika isteri laki-laki tersebut sedang tidur di rumah, dia bermimpi menunaikan ibadah haji. Lalu isterinya menanyakan hal mimpinya tersebut kepada ulama supaya ditafsirkan mimpinya.
Ulama itu bertanya : "Coba tanya kepada suami kamu, dengan siapa dia menunaikan ibadah hajinya".
Isteri laki-laki tersebut menjawab : "Suamiku pergi berhaji dengan adik perempuannya".
Ulama itu berkata :"Ada kata yang telah diucapkan adik perempuan suamimu yang mengakibatkan IBADAH HAJInya dihadiahkan untukmu".
Mengapa ibadah haji yang dikerjakan adik perempuan laki-laki tersebut , pahalanya untuk isteri laki-laki yang sedang hamil di rumah? Karena adik perempuan laki-laki tersebut telah berbicara tentang kejelekan isteri laki-laki itu. Adik laki-laki itu telah mengatakan : "Apa yang kau rindukan dari dia, pendek dan tidak cantik".
Maka pahala ibadah haji yang dikerjakan adik perempuan laki-laki itu dihadiahkan untuk isteri laki-laki yang sedang tidur di rumah.
Itulah bahaya lidah, bisa menghilangkan semua pahala kebaikan yang dimiliki.
Simak video Syekh Ali Jaber di bawah ini.
Simak hingga selesai video di bawah ini, ceramah dari Syekh Ali Jaber : Pahala Hilang karena membicarakan kejelekan orang lain. Pahala menuaikan haji seseorang menjadi hilang (berpindah/ dihadiahkan) kepada orang lain yang ia ghibah.
BAHAYA LIDAH.
Salah satu kisah yang diceramahkan Syekh Ali Jaber adalah : Ada seorang laki-laki akan menunaikan ibadah haji. Karena isterinya sedang hamil maka laki-laki tersebut menunaikan haji dengan adik perempuannya. Sedang isterinya di rumah.
Pada saat menunaikan haji, setelah melempar jumroh laki-laki tersebut berkata kepada adiknya : "Mari segera kita selesaikan melempar jumroh ini agar kita segera bisa pulang, karena aku sudah sangat rindu kepada isteriku". Kata adik perempuannya : "Apa yang kamu rindukan sama dia, pendek dan tidak cantik". Mendengar kata-kata adiknya, laki-laki tersebut hanya diam.
Kemudian ketika isteri laki-laki tersebut sedang tidur di rumah, dia bermimpi menunaikan ibadah haji. Lalu isterinya menanyakan hal mimpinya tersebut kepada ulama supaya ditafsirkan mimpinya.
Ulama itu bertanya : "Coba tanya kepada suami kamu, dengan siapa dia menunaikan ibadah hajinya".
Isteri laki-laki tersebut menjawab : "Suamiku pergi berhaji dengan adik perempuannya".
Ulama itu berkata :"Ada kata yang telah diucapkan adik perempuan suamimu yang mengakibatkan IBADAH HAJInya dihadiahkan untukmu".
Mengapa ibadah haji yang dikerjakan adik perempuan laki-laki tersebut , pahalanya untuk isteri laki-laki yang sedang hamil di rumah? Karena adik perempuan laki-laki tersebut telah berbicara tentang kejelekan isteri laki-laki itu. Adik laki-laki itu telah mengatakan : "Apa yang kau rindukan dari dia, pendek dan tidak cantik".
Maka pahala ibadah haji yang dikerjakan adik perempuan laki-laki itu dihadiahkan untuk isteri laki-laki yang sedang tidur di rumah.
Itulah bahaya lidah, bisa menghilangkan semua pahala kebaikan yang dimiliki.
Simak video Syekh Ali Jaber di bawah ini.
Baca juga : Jaminan (Pilihan) Pelaku Ghibah dan Fitnah
Baca juga : Sadarnya Pelaku Ghibah Dan Fitnah itu Di Akhirat
Baca juga : Kitab Bidayatul Hidayah (Terjemahan) Karya Imam Ghazali r.a (Dosa SATU kali melakukan GHIBAH = Dosa melakukan ZINA 30 kali. Baca hal 19 - 20)
Baca juga : Episode Perjalanan Manusia
Baca juga : Fatwa MUI No. 24/ 2017, GHIBAH di Medsos Hukumnya HARAM
Baca juga : Undang- Undang Pencemaran Nama Baik
Baca juga : Menabur Benih Pasti Menuai
Baca juga : Sadarnya Pelaku Ghibah Dan Fitnah itu Di Akhirat
Baca juga : Kitab Bidayatul Hidayah (Terjemahan) Karya Imam Ghazali r.a (Dosa SATU kali melakukan GHIBAH = Dosa melakukan ZINA 30 kali. Baca hal 19 - 20)
Baca juga : Episode Perjalanan Manusia
Baca juga : Fatwa MUI No. 24/ 2017, GHIBAH di Medsos Hukumnya HARAM
Baca juga : Undang- Undang Pencemaran Nama Baik
Baca juga : Menabur Benih Pasti Menuai
Ghibah Termasuk Kedzaliman
Allah menyebut ghibah dalam al-Quran sebagai perbuatan makan bangkai sesama muslim.
Allah menyebut ghibah dalam al-Quran sebagai perbuatan makan bangkai sesama muslim.
Allah berfirman : “Janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. (QS. al-Hujurat: 12)
Karena itu, para ulama memahami, kedzaliman ghibah akan berlanjut
di akhirat. Dimana orang yang dighibah akan diberi pahala dari orang yang
meng-ghibahnya. Sehingga ghibah mengurangi pahala seseorang. Sebaliknya, orang
yang dighibah akan semakin bertambah pahalanya.
Beberapa
keterangan ulama mengenai konsekuensi ghibah:
1. Ulama Tabi’in Hasan al-Bashri : “Demi Allah, ghibah lebih cepat menggerogoti
agama seorang mukmin dibandingkan orang yang makan badannya.” (as-Shumt, Ibnu
Abi Dunya, hlm. 129)
2.
Ulama Fudhail
bin Iyadh : “Ada
orang yang mengatakan kepada Fudhail, ‘Si A telah meng-ghibahku.’
Lalu
Fudhail bin Iyadh mengatakan, : "Berarti
dia telah memberikan pahala untukmu". (Hilyah al-Auliya, 8/108)
3.
Ulama Abdurrahman
bin Mahdi
“Andaikan bukan karena benci maksiat kepada Allah, (maka
aku akan lakukan maksiat), dan sungguh aku ber-angan-angan andaikan semua
penduduk kota ini meng-ghibahku. Tidak ada sesuatu yang lebih membahagiakan
melebihi orang yang melihat pahala yang tertulis di catatan amalnya, sementara
dia tidak pernah mengamalkannya.” (HR. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 5/305)
4.
Ulama Abdullah bin
Mubarak
“Andai saya boleh meng-ghibah orang lain, tentu saya akan
meng-ghibah kedua orang tuaku. Karena mereka yang paling berhak untuk
mendapatkan pahala dariku”.
Abdullah bin Mubarak pernah berdiskusi dengan
Sufyan at-Tsauri tentang Abu Hanifah :
“Sungguh Abu Hanifah sangat menghindari ghibah.
Belum pernah aku mendengar beliau meng-ghibah seseorang meskipun musuhnya”.
No comments:
Post a Comment